Manyala.co – Pada 20 Juni 2025 pagi, Teheran dan Yerusalem tiba-tiba saling lancarkan serangan rudal. Iran menembakkan lebih dari 300 rudal balistik ke sejumlah target militer Israel, termasuk pangkalan udara Nevatim dan markas komando di Dimona, sebagai respons atas serangan drone sebelumnya. Israel membalas dengan sekitar 250 rudal pertahanan Patriot dan Iron Dome, serta meluncurkan serangan balik ke kota-kota Kerman dan Esfahan. Kedua negara saling ancam bahwa “ini bukanlah akhir perang” Iran mengancam akan perluas serangan ke armada AS di Teluk Persia, sementara Israel siap “lindungi setiap inci tanahnya.”
Skenario Keterlibatan AS dan Potensi Konflik Lebih Luas
Profesor Anthony Glees dari Inggris menyebut beberapa kemungkinan skenario eskalasi global. Salah satunya adalah Amerika Serikat turun tangan setelah Presiden AS menyebut serangan ke Israel “tidak dapat ditolerir,” lalu mengerahkan kapal induk dan pasukannya ke Mediterania dan Laut Merah. Intervensi AS bisa memicu keterlibatan blok-blok lain, seperti Rusia, NATO, serta China secara tak langsung.
Reaksi Dunia Internasional dan Dampaknya
- Uni Eropa mengutuk serangan dan menyerukan pengurangan ketegangan.
- Rusia dan China secara resmi netral tetapi kemungkinan sekadar menambah pasokan senjata ke Iran.
- Negara-negara Teluk (Arab Saudi, UAE) khawatir akan gelombang pengungsi dan potensi konflik regional.
- Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat namun hanya menghasilkan seruan umum untuk meredam konflik karena perbedaan geopolitik mendalam.
Efek pada Populasi dan Ekonomi Global
Serangan udara dan rudal memicu alarm sipil, gangguan listrik, dan komunikasi di Israel; warga berlindung di bunker. Di Iran, serangan balasan menghancurkan kawasan industri dan memicu unjuk rasa publik menentang konflik. Sementara itu, harga energi dan bahan pangan dunia melonjak, memicu peringatan dari Bank Dunia dan IMF atas risiko resesi global akibat ketidakstabilan geopolitik dan gangguan rantai pasok.
Mengarah ke Perang Dunia III?
Analis mempertimbangkan jika AS benar-benar terlibat dan direspons oleh Rusia atau China (yang mungkin mendukung Iran), konflik bisa melebar ke banyak wilayah, dan memicu perang global. Risiko nuklir juga membayangi karena Iran diduga tengah mengembangkan kemampuan nuklir, sedangkan Israel dikenal sebagai kekuatan nuklir terselubung.
Saat ini, dunia bergantung pada diplomasi rahasia lewat negara netral (Swiss, Turki) atau perwakilan lain (Norwegia, Brasil) untuk memperjuangkan gencatan senjata dan stabilitas.
Meskipun skenario itu belum terjadi, risiko eskalasi tetap nyata. Observasi terhadap aksi militer AS, sikap aliansi global, respon Rusia/China, serta prakarsa diplomatik dari negara-negara netral dapat menjadi penentu apakah konflik ini berkembang menjadi krisis global atau justru berhenti menjadi perang lokal.
Catatan: Artikel ini menyajikan skenario potensi berdasarkan analisis pakar. Penyebutan “Perang Dunia III” hanyalah proyeksi jika terjadi eskalasi besar dan intervensi negara adidaya.