Pemerintah Kabupaten Takalar telah memastikan bahwa menu makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang sebelumnya diduga menyebabkan keracunan pada 12 siswa sekolah dasar, aman untuk dikonsumsi. Kepastian ini diperoleh setelah Dinas Kesehatan melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan tersebut.
“Iya, ada 12 siswa yang dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan,” kata Kadis Kesehatan Kabupaten Takalar, dr Nilal Fauziah.
Ia menjelaskan, 12 siswa tersebut berasal dari tiga sekolah SD yang berbeda. Seperti, SD Kapunrengan 10 siswa, SD Bonto Ba’do 1 orang siswa dan SD Lengkese 1 orang siswa
“Memang untuk hari ini ada tiga sekolah di Takalar yang diberikan MBG. Total siswa itu sekitar 97 orang siswa,” sebutnya.
“Jadi, ini bukan keracunan massal ya karena penerima MBG itu 97 orang dan keracunan cuma 12 orang,” tambahnya.
Pemkab Selidiki
Pemerintah Kabupaten Takalar bergerak cepat mendalami kasus ini. Dinkes langsung membuat tim khusus dan telah mengambil sampel makanan MBG itu untuk diperiksa di laboratorium.
“Kami belum bisa memastikan apakah dari sumber makanan karena korbannya tidak massal ya. Artinya banyak kemungkinan. Termasuk bisa saja berasal dari air minum yang sebagian besar dibawa anak-anak dari rumahnya,” kata Nilal.
Sementara itu, Sekda Takalar Muhammad Hasbi mengimbau masyarakat Takalar untuk tidak panik menyikapi informasi ini.
Ia meminta masyarakat mempercayakan penanganan kejadian ini kepada Pemkab Takalar. “Kami imbau masyarakat tidak panik. Ini kejadian pertama dan tidak massal. Percayakan kepada pemerintah untuk menangani hal ini. Kami yakinkan, program ini demi perbaikan asupan gizi untuk anak-anak kita,” ucap Hasbi terpisah.
Rentetan Kejadian Serupa
Sebelumnya, insiden serupa juga terjadi di beberapa daerah lain. Pada 16 Januari 2025, sebanyak 40 siswa di SD Negeri Dukuh 03, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi menu MBG yang terdiri dari nasi putih, ayam tepung, tumis wortel tahu, buah naga, dan susu. Diduga, keracunan tersebut disebabkan oleh ayam yang kurang matang.
Selain itu, pada 21 Februari 2025, delapan siswa SD Negeri 7 Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, mengalami sakit perut dan muntah setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Beberapa siswa bahkan menemukan belatung di lauk dan buah yang disajikan, sehingga makanan tersebut tidak jadi dikonsumsi.
Menanggapi insiden-insiden ini, Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa evaluasi terhadap teknis pengolahan dan penyajian makanan dalam program MBG sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.