Manyala.co – Bencana banjir bandang yang melanda kawasan penambangan emas tradisional di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Hingga Jumat (23/5/2025), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi bahwa sebanyak 15 jenazah telah ditemukan.
Menurut Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, jenazah ditemukan secara bertahap mulai dari Minggu (18/5) hingga Rabu (21/5). Dari jumlah tersebut, delapan orang telah berhasil diidentifikasi, sementara tujuh lainnya masih dalam proses identifikasi oleh pihak berwenang.
Peristiwa memilukan ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Pegunungan Arfak selama hampir tujuh jam, dimulai sejak sore hari dan menyebabkan aliran air yang sangat deras sekitar pukul 21.00 WIT. Arus banjir yang kuat menerjang area tempat para penambang beraktivitas, menghancurkan tenda-tenda serta menyeret perlengkapan kerja dan barang-barang milik para pekerja.
Dalam proses evakuasi, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI/Polri, dan relawan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap empat orang yang dilaporkan hilang. Salah satu korban yang sempat dinyatakan hilang, Erik (25), ditemukan dalam keadaan selamat di Kampung Kenyum dan kini dalam kondisi sehat.
Meski demikian, proses pencarian tidak berjalan mulus. Tim penyelamat menghadapi sejumlah kendala seperti medan yang terjal dan licin, aliran sungai yang deras, cuaca yang berubah-ubah, dan minimnya akses komunikasi di wilayah terdampak. Selain itu, suhu dingin yang menusuk pada malam hari turut memengaruhi stamina para personel di lapangan.
BNPB menegaskan bahwa berbagai kebutuhan mendesak saat ini perlu segera dipenuhi, mulai dari alat komunikasi, sumber penerangan, logistik untuk petugas di lapangan, hingga kendaraan operasional dan alat berat yang diperlukan untuk menjangkau titik-titik terisolasi. Alat pelindung diri (APD), perlengkapan tidur, bahan bakar, dan ambulans jenazah juga menjadi bagian dari kebutuhan yang sangat krusial.
Koordinasi antara pemerintah daerah, BNPB, serta instansi terkait lainnya masih terus berlangsung agar operasi pencarian dan penyelamatan berjalan seefisien mungkin. Abdul Muhari menambahkan bahwa pihaknya terus berupaya memastikan seluruh proses penanganan dilakukan secara maksimal meski menghadapi berbagai keterbatasan di lapangan.
Sebagai penutup, BNPB mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi atau gambar korban yang belum jelas kebenarannya. Warga juga diminta untuk membantu dengan memberikan informasi yang valid dan membuka akses bagi tim yang sedang menjalankan misi kemanusiaan di lokasi bencana.