Makassar, Manyala.co – Pemerintah Kota Makassar meluncurkan inisiatif baru untuk memperkuat konektivitas antar pulau melalui program “Pete-pete Laut”, sebuah layanan transportasi laut yang dirancang khusus bagi masyarakat di wilayah kepulauan. Program ini merupakan wujud nyata perhatian Pemkot terhadap warga yang selama ini tinggal di kawasan terluar dan sulit dijangkau.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar penyediaan sarana transportasi, tetapi juga simbol kehadiran pemerintah bagi masyarakat yang hidup di tengah keterbatasan geografis. “Selain tunjangan, Pemerintah Kota Makassar tengah menyiapkan sejumlah program pendukung (kapal laut) untuk meningkatkan konektivitas dan pelayanan dasar di wilayah kepulauan, khususnya di Kecamatan Sangkarrang,” ujarnya, Senin (6/10/2025).
Kapal kayu yang dikenal dengan sebutan “Pete-pete Laut” akan beroperasi secara reguler untuk melayani mobilitas antar pulau, menghubungkan Pulau Langkai, Lumu-Lumu, Kodingareng, Barrang Lompo, Barrang Caddi, hingga Lae-Lae. Kehadiran armada ini diharapkan dapat mempermudah aktivitas masyarakat, terutama dalam mengakses layanan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Menurut Munafri, program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan tidak ada lagi warga yang tertinggal karena jarak dan laut yang memisahkan. “Langkah ini bukan sekadar penyediaan sarana transportasi, melainkan wujud kehadiran Pemerintah di tengah masyarakat kepulauan, memastikan tidak ada lagi warga yang tertinggal karena jarak dan laut yang memisahkan,” tegasnya.
Pemkot Makassar juga berkomitmen menghadirkan dua unit kapal kayu yang dirancang dengan konsep mirip “Pete-pete laut” dan akan beroperasi setiap hari. Kapal tersebut akan menjadi sarana utama transportasi antar pulau di kawasan kepulauan Kota Makassar, yang selama ini masih bergantung pada kapal tradisional milik warga.
Program ini mendapat perhatian luas karena dianggap mampu menjadi solusi atas keterisolasian masyarakat kepulauan. Dengan hadirnya armada laut yang terjadwal, diharapkan arus barang dan orang bisa lebih lancar, termasuk mempermudah pengiriman logistik, bahan pokok, hingga layanan publik.
“Ini bukti Pemerintah Kota menghadirkan solusi nyata bagi warga di pulau-pulau terluar, terisolir, hingga wilayah perbatasan,” tutur Munafri.
Pete-pete Laut bukan hanya alat transportasi, tetapi juga menjadi simbol keterhubungan antara masyarakat pesisir dan pusat kota. Melalui kebijakan ini, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap warga, baik di daratan maupun di pulau-pulau kecil, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses menuju kesejahteraan dan kemajuan.
Dengan adanya program tersebut, Pemerintah Kota Makassar berharap kehidupan warga kepulauan akan semakin terbuka terhadap peluang ekonomi baru. Tidak hanya meningkatkan mobilitas, tetapi juga memperkuat interaksi sosial dan memperluas jangkauan pelayanan publik di kawasan maritim Makassar.
Sebagai kota pesisir yang memiliki gugusan pulau-pulau kecil, langkah ini dinilai sebagai terobosan penting untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah. Kapal-kapal Pete-pete Laut akan menjadi jembatan penghubung antara kehidupan masyarakat pulau dengan denyut kemajuan di pusat kota, sekaligus mempertegas komitmen pemerintah menghadirkan layanan publik yang inklusif dan berkeadilan.