Pada hari pertama Ramadan 1446 H pada Sabtu 1 Maret 2025 warga Gaza menunjukkan semangat dan ketabahan yang luar biasa dengan mengadakan buka puasa bersama di tengah reruntuhan akibat konflik yang berkepanjangan. Meskipun situasi sulit, mereka tetap menyambut bulan suci ini dengan penuh suka cita.
Di berbagai lokasi, termasuk Rafah di Gaza selatan, ratusan warga Palestina berkumpul untuk berbuka puasa bersama di antara sisa-sisa bangunan yang hancur. Meja-meja panjang dengan hidangan sederhana disiapkan, mencerminkan kebersamaan dan keteguhan iman mereka meski di tengah keterbatasan.
Keluarga-keluarga di Gaza berusaha mempertahankan tradisi Ramadan, seperti menyiapkan hidangan khas musakhan, meskipun bahan-bahan makanan semakin sulit didapat dan mahal. Supermarket yang kembali buka menawarkan barang-barang yang telah lama dirindukan, namun harganya tidak lagi terjangkau bagi banyak orang yang kehilangan mata pencaharian dan rumah mereka.
Meskipun masjid-masjid banyak yang hancur, warga tetap melaksanakan shalat tarawih di rumah-rumah yang setengah hancur dan di tenda-tenda, menunjukkan bahwa iman mereka tetap teguh. Mereka menemukan ketenangan dalam membaca Al-Quran dan berharap akan masa depan yang lebih baik.
Warga bersyukur tidak ada serangan udara yang mengguncang saat waktu berbuka puasa. Seperti diketahui, gencatan senjata tahap awal antara Israel dan milisi Hamas mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2025.
Kisah-kisah ini menggambarkan keteguhan dan semangat warga Gaza dalam menyambut Ramadan, meskipun di tengah kondisi yang sangat menantang.