Manyala.co – Suasana persiapan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, diwarnai duka mendalam. Seorang prajurit bernama Prajurit Satu (Pratu) Johari Alfarizi meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan tragis saat memindahkan kendaraan tempur, Sabtu (4/10).
Peristiwa tersebut terjadi ketika Johari sedang bertugas di atas tank yang tengah diangkut menggunakan kendaraan transporter. Rencananya, tank itu akan dipindahkan ke lokasi utama untuk acara puncak peringatan HUT TNI yang digelar pada Minggu (5/10). Namun, dalam proses pemindahan itu, Johari terjatuh dari ketinggian sekitar empat meter di sekitar area Monas.
Menurut keterangan Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Mohammad Fadjar, korban sempat mengalami luka serius di beberapa bagian tubuh akibat jatuh dari atas tank. “Johari jatuh dari ketinggian sekitar 4 meter dan mengalami luka di beberapa bagian tubuh serta patah tulang,” ujar Fadjar dikutip dari Antara, Senin (6/10/2025).
Usai kejadian, rekan-rekan Johari segera mengevakuasi korban dan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, takdir berkata lain nyawa sang prajurit muda tidak dapat diselamatkan. “Johari sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis, namun meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit,” kata Fadjar.
Kepergian Pratu Johari meninggalkan duka mendalam di lingkungan satuannya. Jenazahnya langsung diterbangkan ke kampung halaman di Aceh Tenggara pada malam hari usai kejadian, untuk dimakamkan secara militer keesokan harinya. “Jenazahnya sudah diantar ke Aceh Tenggara kemarin malam dan hari ini dimakamkan secara militer,” ujar Fadjar.
Sebagai bentuk penghormatan atas dedikasinya, upacara pemakaman digelar dengan tata cara militer. Upacara ini dihadiri oleh perwakilan satuan, keluarga, dan masyarakat setempat. Fadjar menegaskan bahwa pengabdian Johari semasa hidup akan selalu dikenang oleh seluruh prajurit TNI, terutama di lingkungan Kostrad tempat ia berdinas.
“Jasa dan dedikasi almarhum Johari akan selalu dikenang serta dimakamkan secara layak melalui prosesi militer,” tuturnya. Ia juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas nama pribadi dan institusi TNI AD kepada keluarga yang ditinggalkan. “Santunan sudah diberikan, dari Panglima TNI, Pangkostrad, dan komandan satuannya,” tambahnya.
Kecelakaan ini menjadi pengingat betapa beratnya tugas seorang prajurit, bahkan di luar medan perang sekalipun. Persiapan besar seperti perayaan HUT TNI selalu melibatkan personel dari berbagai satuan, termasuk pengoperasian alat utama sistem senjata (alutsista) seperti tank dan kendaraan tempur. Dalam proses tersebut, setiap prajurit memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan seluruh kegiatan berjalan aman dan lancar.
Meninggalnya Pratu Johari menjadi kehilangan yang mendalam bagi jajaran TNI dan masyarakat. Ia gugur bukan di medan pertempuran, melainkan dalam pengabdian yang tak kalah berarti menjaga kehormatan dan kelancaran simbol kebesaran institusi yang dicintainya.