Manyala. co – Wakil Ketua Umum PP PBSI, Taufik Hidayat, menyuarakan kekecewaannya terhadap performa tim bulu tangkis Indonesia yang gagal meraih satu pun gelar pada ajang Badminton Asia Championships (BAC) 2025. Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, tidak ada satu pun wakil Indonesia yang berhasil melangkah ke babak final. Capaian tertinggi hanya sampai semifinal.
Situasi ini menjadi tamparan sekaligus bahan evaluasi serius bagi PBSI, terutama menjelang agenda besar seperti Piala Sudirman.
“Kejuaraan Asia ini sebenarnya jadi evaluasi juga, sama seperti kejuaraan lainnya. Memang butuh waktu. Kalau tidak bisa minggu ini, ya minggu depan. Tapi saya bingung juga gitu lho, makanya mau tanya juga ke atletnya,” ujar Taufik di Jakarta, Senin (14/4).
Legenda bulu tangkis Indonesia itu mempertanyakan apa yang masih kurang dari sisi dukungan federasi. Menurutnya, PBSI sudah memberikan fasilitas yang sama kepada semua atlet, termasuk dukungan sponsor dan infrastruktur.
“Kalau saya melihat, begitu juga masyarakat, badminton lovers, yang penting ada medali. Ada juara, sudah selesai. Kalau kami jujur sebagai pengurus, apa sih yang kurang?” ucapnya.
Meski demikian, Taufik menyadari bahwa membangun prestasi bukanlah proses yang mudah. Ia mengajak semua pihak untuk tidak hanya menyalahkan pengurus atau pelatih, tetapi melihat persoalan secara menyeluruh.
Sebagai langkah konkret, PBSI disebut akan memberikan sanksi terhadap sejumlah atlet yang dinilai tidak memenuhi ekspektasi. Evaluasi ini akan dilakukan secara menyeluruh usai Piala Sudirman, termasuk kemungkinan degradasi atlet dari pelatnas Cipayung.
“Sepertinya akan ada [sanksi] untuk beberapa, setelah Piala Sudirman. Kami tidak mungkin memberi sanksi setiap bulan karena kami juga melihat rekor atlet ke belakang, sudah berapa lama dia di sana, prestasinya apa saja,” jelas Taufik.
BAC 2025 menjadi alarm serius bahwa Indonesia butuh gebrakan besar, baik dalam pembinaan, strategi, maupun mental bertanding atlet, agar bisa kembali bersaing di level tertinggi.