Indonesia secara resmi menjadi anggota penuh BRICS pada 6 Januari 2025, sebagaimana diumumkan oleh pemerintah Brasil yang memegang presidensi BRICS tahun ini.
Dampak Positif:
- Diversifikasi Mitra Ekonomi: Keanggotaan dalam BRICS membuka akses Indonesia ke pasar non-tradisional di Amerika Selatan dan Afrika, mengurangi ketergantungan pada negara-negara OECD.
- Akses ke New Development Bank (NDB): Sebagai anggota BRICS, Indonesia dapat memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari NDB untuk proyek infrastruktur dan pembangunan lainnya.
- Peningkatan Perdagangan dan Investasi: Bergabung dengan BRICS berpotensi meningkatkan volume perdagangan dan investasi dengan negara-negara anggota lainnya, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Tantangan:
- Ketegangan dengan Negara Barat: Keanggotaan Indonesia dalam BRICS dapat memicu persepsi negatif dari negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, yang mungkin melihatnya sebagai pergeseran ke arah kubu non-Barat.
- Keseimbangan Kebijakan Luar Negeri: Indonesia perlu menjaga prinsip politik luar negeri bebas aktif agar tidak terjebak dalam blok tertentu, mengingat BRICS sering dianggap sebagai aliansi yang menantang dominasi Barat.
- Komitmen terhadap Reformasi Global: Sebagai anggota BRICS, Indonesia diharapkan berperan aktif dalam mendorong reformasi institusi global, yang memerlukan diplomasi dan strategi yang matang.
Secara keseluruhan, bergabungnya Indonesia dengan BRICS menawarkan peluang untuk memperluas jaringan ekonomi dan politik, namun juga menuntut kesiapan dalam menghadapi dinamika geopolitik yang kompleks.
Komentar