Manyala.co – Harga Bitcoin kembali menanjak tajam dan mencetak rekor tertinggi baru sepanjang sejarah pada Rabu, 22 Mei 2025. Mata uang kripto terbesar di dunia ini sempat menyentuh level USD 109.760 per BTC, atau setara sekitar Rp 1,79 miliar jika mengacu pada kurs Rp 16.325 per dolar AS pada pukul 11.41 WIB. Meski sempat terkoreksi tipis dan ditutup di kisaran USD 108.117, pencapaian ini tetap menandai tonggak penting dalam perjalanan harga Bitcoin.
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan nilai Bitcoin kali ini adalah membaiknya iklim pasar global. Setelah sempat terguncang oleh kekhawatiran tarif perdagangan dan ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok, kondisi pasar mulai stabil. Menurut laporan dari Reuters, ketegangan antara dua negara ekonomi terbesar dunia itu mulai mereda, yang turut meredakan kekhawatiran investor. Di saat yang sama, penurunan peringkat utang AS oleh lembaga pemeringkat Moody’s menyebabkan sebagian investor mulai mencari aset lindung nilai alternatif, dan Bitcoin menjadi salah satu pilihannya.
Kenaikan ini juga mengantar Bitcoin masuk ke zona “blue sky territory”, sebuah istilah yang digunakan ketika harga aset menembus level tertinggi sebelumnya dan tidak memiliki batas resistensi teknikal terdekat. Level tertinggi Januari lalu berhasil dilewati, dan harga BTC telah melonjak lebih dari 50 persen dari titik terendahnya pada April, menandakan momentum pasar yang sangat kuat.
Antoni Trenchev, salah satu pendiri platform aset digital Nexo, menyebut dalam pernyataan tertulisnya bahwa dukungan dari institusi besar dan lingkungan regulasi yang semakin bersahabat di Amerika Serikat turut menjadi faktor pendorong lonjakan harga. Salah satu contohnya adalah JPMorgan, yang selama ini dikenal konservatif terhadap kripto, kini mulai membuka layanan pembelian Bitcoin bagi nasabahnya. Langkah ini dianggap sebagai sinyal kuat bahwa adopsi institusional terhadap Bitcoin semakin meluas.
Dari sisi makroekonomi, pelemahan nilai tukar dolar AS juga berperan dalam memperkuat nilai Bitcoin. Ketika dolar melemah, investor cenderung mencari alternatif penyimpan nilai, dan Bitcoin kini dipandang layak bersaing dengan emas maupun aset tradisional lainnya.
Kabar positif lainnya datang dari pasar saham. Indeks Nasdaq yang banyak dihuni oleh saham teknologi menunjukkan kenaikan sekitar 30 persen sejak awal April, menandakan adanya korelasi antara sentimen positif di pasar teknologi dan pergerakan Bitcoin. Hal ini tidak mengejutkan, mengingat Bitcoin dan aset kripto lain sering kali bergerak seirama dengan saham teknologi saat investor sedang dalam kondisi optimistis.
Namun, di tengah kabar baik, masih ada beberapa catatan yang perlu diwaspadai. Perusahaan kripto terkemuka, Coinbase, memang baru saja mencatat pencapaian besar dengan masuk ke dalam indeks S&P 500—sebuah langkah yang memperkuat legitimasi industri kripto di mata investor tradisional. Akan tetapi, perusahaan ini juga sedang menghadapi penyelidikan dari Departemen Kehakiman AS terkait dugaan kebocoran data pengguna, yang bisa mempengaruhi persepsi pasar dalam jangka pendek.
Trenchev juga menyoroti bahwa 2025 diprediksi akan menjadi tahun emas bagi Bitcoin. Ia menjelaskan bahwa tahun ini merupakan tahun keempat dalam siklus harga Bitcoin, yang biasanya menunjukkan tren kenaikan pasca-halving—momen ketika imbalan penambangan Bitcoin dipangkas separuh. Secara historis, periode ini sering kali menghasilkan lonjakan harga signifikan. Menurutnya, target harga USD 150.000 per BTC pada akhir tahun masih sangat realistis.
Sementara itu, kripto terbesar kedua, Ethereum (ether), belum menunjukkan performa sekuat Bitcoin. Harga ETH justru mengalami sedikit koreksi, turun sekitar 0,5 persen ke level USD 2.513. Ini menunjukkan bahwa reli saat ini masih terfokus pada Bitcoin, setidaknya untuk sementara waktu.
Secara keseluruhan, lonjakan harga Bitcoin kali ini mencerminkan kombinasi faktor teknikal, sentimen investor, dukungan institusi, serta kondisi makroekonomi yang sedang menguntungkan bagi aset digital. Meski tantangan tetap ada, arah pasar menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai bagian dari portofolio investasi global.