Manyala.co – Dalam momentum halal bihalal Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) yang digelar di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025), Presiden terpilih Prabowo Subianto menyoroti keterlibatan sejumlah purnawirawan TNI dalam dunia politik nasional. Dalam pidatonya, ia menyebutkan bahwa tak sedikit para senior militer yang akhirnya mendirikan partai politik sebagai bentuk pengabdian pada negara.
“Pak Edy Sudrajat, Pak Try (Sutrisno), Pak SBY, Pak Wiranto, saya sendiri semuanya mendirikan partai karena ingin berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Prabowo dalam sambutannya yang penuh nuansa penghormatan terhadap para sesepuh TNI.
Partai yang Didirikan Try Sutrisno
Salah satu nama yang disebut Prabowo adalah Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. Try diketahui turut terlibat dalam pembentukan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pada awal era reformasi, tepatnya pada 15 Januari 1999. Partai ini merupakan hasil pecahan dari Partai Golkar, dan turut digagas oleh tokoh militer lain seperti Jenderal TNI (Purn) Edi Sudrajat.
Dalam perkembangannya, PKPI kemudian berganti nama menjadi Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) setelah melalui musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) yang digelar pada 25 Mei 2021. Perubahan ini juga mencakup pergantian lambang partai serta pengangkatan Mayor Jenderal TNI Marinir (Purn) Yussuf Solichien sebagai ketua umum periode 2021–2026, menggantikan Diaz Hendropriyono.
Kiprah PKP di Panggung Politik Nasional
Meskipun dipimpin oleh nama-nama besar dari kalangan purnawirawan TNI dan tokoh intelijen, PKP belum berhasil menorehkan prestasi besar di parlemen. Dalam sejarahnya, partai ini hanya berhasil mengirim wakil ke DPR pada dua pemilu: tiga kursi pada Pemilu 2004 dan satu kursi pada Pemilu 2009. Setelah itu, elektabilitasnya terus menurun dan tak mampu menembus ambang batas parlemen sebesar 2 persen.
Sejumlah tokoh yang sempat menjabat sebagai ketua umum PKP termasuk mantan Kepala BIN Letjen TNI (Purn) Sutiyoso (2010–2015) serta Jenderal TNI (Purn) A.M. Hendropriyono (2016–2018). Hingga kini, Try Sutrisno menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina partai tersebut. Sekretaris Jenderal PKP, Said Salahudin, sempat menyampaikan rasa hormatnya terhadap semangat Try yang masih aktif mengurusi partai di usia lanjut.
“Jarang sekali ada tokoh seusia beliau yang masih begitu peduli dan aktif membesarkan partai. Ini sungguh luar biasa,” ujar Said dalam keterangan tertulis pada 3 September 2021.
Peran Try dalam Forum Purnawirawan TNI-Polri
Nama Try Sutrisno kembali menjadi sorotan publik setelah turut terlibat dalam pembentukan Forum Purnawirawan TNI-Polri. Forum ini terdiri dari ratusan purnawirawan dari tiga matra militer serta kepolisian, termasuk 103 jenderal TNI AD, 73 laksamana AL, 65 marsekal AU, dan 91 kolonel.
Forum tersebut melontarkan sejumlah tuntutan kritis terhadap pemerintahan, salah satunya adalah usulan kepada MPR untuk mengganti Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Selain itu, mereka juga menolak proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), menyoroti keberadaan tenaga kerja asing, dan mendesak reshuffle kabinet untuk menteri yang diduga terlibat korupsi.
Beberapa nama besar yang ikut dalam forum ini antara lain Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, dan Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan. Kehadiran Try Sutrisno di forum tersebut menunjukkan bahwa keterlibatannya dalam urusan kenegaraan masih sangat aktif, baik di ranah politik maupun dalam isu-isu strategis kebangsaan.