Manyala.co – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya praktik modifikasi nilai rapor demi meloloskan siswa melalui jalur prestasi dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB). Fenomena ini dinilai sebagai bentuk penyimpangan serius yang justru mencederai nilai-nilai kejujuran dalam dunia pendidikan.
Dalam sambutannya di acara kelulusan SMP Bina Cendikia, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (27/6/2025), Cucun menyatakan bahwa ia telah menerima sejumlah laporan terkait praktik manipulasi nilai, baik pada jenjang transisi dari SMP ke SMA maupun dari SMA ke perguruan tinggi.
“Saya mendapat informasi, ada yang sengaja memodifikasi nilai rapor agar bisa lolos melalui jalur prestasi. Ini tidak bisa dibenarkan. Kalau ini dibiarkan, artinya kita sedang mengajarkan anak-anak kita untuk tidak jujur sejak dini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Cucun menyebut bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) untuk menindaklanjuti isu tersebut. Ia juga berencana membawa persoalan ini ke rapat bersama Pimpinan Komisi X DPR RI guna membahas langkah-langkah preventif dan penegakan aturan secara nasional.
Tak hanya soal modifikasi rapor, Cucun juga menyoroti dugaan praktik gratifikasi yang terjadi dalam proses penerimaan siswa baru. Ia menyebut ada laporan yang menyebutkan keterlibatan oknum tertentu yang diduga menerima suap agar siswa bisa diterima di sekolah pilihan.
“Saya mendengar ada kabar, bahkan muncul di media, bahwa ada praktik gratifikasi dalam proses penerimaan siswa. Ini sangat mengkhawatirkan. Dunia pendidikan tidak boleh ternodai oleh suap atau transaksi kepentingan,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa penyimpangan seperti ini tidak hanya merusak integritas sistem pendidikan, tapi juga merugikan siswa-siswa lain yang berprestasi dan seharusnya mendapat kesempatan yang adil.
Sebagai bentuk keseriusan, Cucun mengaku telah menjalin komunikasi langsung dengan pejabat pendidikan di wilayah Kabupaten Bandung, termasuk Kepala Bidang SMP dan SD, untuk memastikan tidak ada penyimpangan serupa terjadi di daerah tersebut.
Ia juga mengingatkan kepada seluruh institusi pendidikan, baik negeri maupun swasta, untuk menjunjung tinggi integritas dalam proses penerimaan siswa. Jika terbukti ada guru atau kepala sekolah yang terlibat dalam praktik curang seperti ini, ia menegaskan akan mendorong tindakan tegas, bahkan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum.
“Tolong, tampilkan prestasi yang sejati. Jangan rusak pendidikan dengan manipulasi atau gratifikasi. Kita harus mendidik anak-anak kita untuk jujur, karena dari sanalah masa depan bangsa dibentuk,” tutupnya.