Scroll ke bawah untuk membaca berita
Beranda / Politik / Gebrakan Dedi Mulyadi untuk Dunia Pendidikan: Emak-Emak Setuju?

Gebrakan Dedi Mulyadi untuk Dunia Pendidikan: Emak-Emak Setuju?

Gebrakan Dedi Mulyadi untuk Dunia Pendidikan: Emak-Emak Setuju?
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi usai kegiatan Hari Pendidikan Nasional di Rindam III Siliwangi, Jalan Menado, Kota Bandung, Jumat (2/5/2025).(dok. Kompas.com/Faqih Rohman Syafei).

Manyala.co – Sejak resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung tancap gas dengan sejumlah kebijakan yang cukup mengundang perhatian publik. Fokusnya cukup jelas: membenahi dunia pendidikan agar lebih berpihak pada pembangunan karakter anak dan tidak membebani orang tua, terutama dari sisi biaya.

Tak sedikit aturan yang dikeluarkannya memicu diskusi di tengah masyarakat. Bahkan, banyak dari kebijakan tersebut yang disambut hangat oleh kalangan ibu-ibu, yang selama ini kerap merasa tertekan dengan berbagai kewajiban tak penting dari sekolah anak mereka.

1. Stop Bawa HP dan Motor ke Sekolah

Dalam upaya menekan distraksi dan meningkatkan disiplin, Dedi melarang siswa SD dan SMP membawa handphone dan kendaraan bermotor ke sekolah. Untuk tingkat SMA, aturan ini hanya berlaku bagi yang belum memiliki usia cukup atau izin resmi mengemudi.

“Kalau belum cukup umur, bawa motor itu jelas melanggar aturan lalu lintas,” ujar Dedi dalam kunjungannya ke Rindam III Siliwangi, Bandung (2/5).

2. Siswa Nakal Dibina di Barak Militer

Dedi juga memperkenalkan pendekatan baru dalam menangani siswa bermasalah—yakni dengan mengirim mereka ke program pembinaan ala militer. Menurutnya, banyak orang tua dan guru yang kewalahan menghadapi perilaku anak-anak yang sulit diatur.

Pemkot Makassar Rombak Struktur, Wali Kota Ingin Kerja Cepat dan Terukur

“Kalau orang tua sudah angkat tangan, negara harus turun tangan. Ini cara membentuk karakter mereka,” katanya.

Sebanyak 69 siswa sudah dikirim ke barak untuk pembinaan, masing-masing berasal dari Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung. Menariknya, para siswa ini justru merasa senang dan kebutuhan mereka tetap dijamin selama program berlangsung.

3. Wisuda Sekolah? Tak Perlu Lagi

Salah satu kebijakan paling kontroversial datang dari larangan menyelenggarakan acara wisuda untuk jenjang TK hingga SMA. Menurut Dedi, kegiatan semacam itu tidak memberikan nilai tambah bagi perkembangan anak, malah kerap menjadi beban finansial.

“Kalau sudah naik kelas ya sudah, rayakan saja secara sederhana di sekolah,” ucapnya.

Ia menyarankan agar sekolah lebih kreatif, misalnya dengan mengadakan pertunjukan seni seperti teater atau musik, yang bisa dinikmati seluruh siswa dan guru tanpa perlu keluar biaya besar.

DPD KNPI Makassar Bantu Bentuk Karakter Remaja Pannampu untuk Lomba Kelurahan Terpadu Nasional 2025

4. Say No to Study Tour dan Kegiatan Berbayar

Melalui akun Instagram-nya @dedimulyadi71, Dedi menegaskan bahwa kegiatan seperti study tour, renang, maupun acara lain yang memungut biaya kepada siswa, harus dihentikan.

Menurutnya, sekolah bukan tempat berbisnis. Praktik pungutan tersembunyi seperti jual beli buku, LKS, atau seragam di lingkungan sekolah justru merusak esensi pendidikan.

“Sekolah adalah tempat belajar, bukan pasar. Jangan jadikan itu beban tambahan untuk orang tua,” tegasnya.

5. Anak Sekolah Diminta Jalan Kaki atau Bersepeda

Dalam kunjungannya ke SMP Negeri 1 Panawangan, Ciamis, Dedi mengimbau agar para pelajar lebih banyak berjalan kaki atau naik sepeda ke sekolah, selama jaraknya masih memungkinkan. Menurutnya, kebiasaan ini selain menyehatkan juga melatih kemandirian.

“Kalau jaraknya dekat, kenapa harus naik motor? Jalan kaki pagi-pagi itu bagus untuk kesehatan,” tuturnya.

Dampak Nyata Sosialisasi Beasiswa LPDP di Enrekang, Konstituen La Tinro Lulus Seleksi Substansi

Dengan pendekatan tegas namun berpihak pada rakyat kecil, Dedi Mulyadi tampaknya ingin mengembalikan pendidikan ke jalur yang lebih murni: membentuk karakter dan kecerdasan anak, tanpa membebani orang tua secara finansial. Namun seperti biasa, kebijakan berani akan selalu memancing pro dan kontra.

Banner Manyala

Topik Populer

Berita Terpopuler

Kolom

Olahraga

Turnamen Minisoccer Pemkot Makassar Resmi Bergulir, Sekda: Ajang Regenerasi Atlet Muda

Timnas Indonesia Hadapi Ujian Berat di Ronde 4, Panaskan Mesin Lawan Lebanon dan Kuwait

Indosiar Tayangkan Langsung Piala Presiden 2025: Jadwal Lengkap dan Rangkaian Turnamen

Indonesia Kalah dari Bahrain, Langkah Sulit di Perempat Final AVC Nations Cup 2025 Menanti

Indonesia Hadapi Bahrain Malam Ini di AVC Nations Cup 2025, Laga Penentu Juara Grup A

Indonesia Gagal ke Final Piala AFF U19 Putri 2025, Siap Rebut Peringkat Ketiga Lawan Myanmar

Bernardo Tavares Nilai Musim PSM Makassar Penuh Tantangan tapi Luar Biasa

Timnas Indonesia Tembus Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pot 3 Siap Hadapi Lawan Berat

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Lolos ke Ronde 4, Drawing Digelar 17 Juli

Kabar 37 Pemain Argentina Berdarah Malaysia Jadi Sorotan, FAM Didesak Buka Data Keturunan

Garuda Dibungkam Samurai Biru 0-6, Indonesia Tetap Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Putri Indonesia Hadapi Tantangan Berat di Grup A ASEAN Women’s Championship 2025

Jadwal Lengkap Laga Jepang vs Timnas Indonesia: Kapan Main dan Disiarkan di TV Mana?

Bukan Lamine Yamal, Cristiano Ronaldo Jagokan Dua Pemain PSG untuk Ballon d’Or 2025

Timnas Indonesia Siap Hadapi Tantangan Berat di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Disingkirkan Ganda Indonesia, Wakil Malaysia: Rasanya Seperti Melawan Satu Stadion!

Dua Ganda Putra Indonesia Siap Tempur di Semifinal Indonesia Open 2025, Sabar/Reza Ingin Revans atas Ganda Malaysia

Kemenangan Tipis atas China Bawa Indonesia Semakin Dekat ke Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Penalti Ole Romeny Antar Indonesia Bungkam China 1-0 di SUGBK

Garuda Siap Buka Jalan ke Piala Dunia 2026, Laga Lawan China Disiarkan Langsung di RCTI

Lifestyle

Video Populer

× Advertisement
× Advertisement