Manyala.co – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami erupsi pada Kamis malam, 19 Juni 2025, dengan letusan yang cukup signifikan. Letusan terpantau terjadi pada pukul 20.11 WIB dan menghasilkan kolom abu setinggi sekitar 800 meter di atas puncak, atau mencapai ketinggian 4.476 meter di atas permukaan laut.
Menurut laporan Liswanto, petugas dari Pos Pengamatan Gunung Semeru, kolom abu yang muncul dari kawah teramati berwarna putih keabu-abuan dengan intensitas sedang dan mengarah ke utara. Saat laporan itu dikirimkan, aktivitas erupsi masih berlangsung.
Dari hasil pemantauan selama hari Kamis, tercatat Gunung Semeru telah erupsi sebanyak enam kali. Erupsi pertama terjadi pada pukul 05.03 WIB dengan ketinggian kolom abu yang sama, yaitu 800 meter dari puncak. Hal ini menandakan bahwa aktivitas vulkanik gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut mengalami peningkatan yang perlu diwaspadai.
Berdasarkan status waspada yang masih berlaku hingga saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali memperbarui imbauan bagi masyarakat. Salah satu rekomendasinya adalah larangan beraktivitas di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari kawah.
Lebih lanjut, masyarakat juga diminta tidak melakukan kegiatan dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang aliran Besuk Kobokan. Pasalnya, alur sungai tersebut berpotensi dilalui perluasan awan panas dan lahar sejauh hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
Tak hanya itu, wilayah dalam radius tiga kilometer dari kawah juga harus dihindari sepenuhnya karena rentan terhadap lontaran material pijar yang dapat mengancam keselamatan.
Liswanto menekankan pentingnya kewaspadaan, terutama terhadap potensi bencana sekunder seperti awan panas guguran, aliran lava, dan lahar hujan. Wilayah sungai yang berhulu di puncak Semeru, seperti Besuk Bang, Besuk Sat, Besuk Kembar, serta anak-anak sungai dari Besuk Kobokan, memiliki risiko tinggi terlanda material vulkanik.
Masyarakat yang bermukim atau beraktivitas di sekitar daerah rawan diminta mengikuti arahan otoritas setempat dan menjauhi jalur-jalur aliran sungai selama kondisi gunung masih labil. Aktivitas erupsi yang terus terjadi dalam kurun waktu berdekatan menunjukkan potensi ancaman yang serius jika diabaikan.
Hingga kini, pihak berwenang terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Semeru dan siap mengambil tindakan lanjutan bila diperlukan. Pemerintah daerah dan tim tanggap darurat juga diminta siaga dalam memberikan bantuan maupun evakuasi apabila kondisi memburuk.