Manyala.co – Korea Utara akhirnya mengakui untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengirimkan tentaranya untuk membantu Rusia dalam konflik melawan Ukraina.
Menurut laporan media pemerintah KCNA, Senin (28/4), Pyongyang berdalih bahwa keikutsertaan pasukan mereka didasarkan pada perjanjian kerja sama pertahanan bilateral dengan Moskow. KCNA menyebutkan, pasukan Korea Utara berperan aktif dalam “membebaskan wilayah Kursk” berdasarkan instruksi langsung dari Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un, yang telah memberikan izin bagi militer Korut untuk ikut serta dalam perang Rusia-Ukraina.
Dalam laporannya,
memuji pasukan Korut karena “berkontribusi besar dalam menghancurkan kekuatan neo-Nazi Ukraina” dan menonjolkan “kepahlawanan massal, keberanian luar biasa, serta pengorbanan tanpa pamrih” yang ditunjukkan oleh para tentaranya.
Pernyataan resmi dari Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea ini dirilis pada Minggu (27/4), tidak lama setelah Rusia juga untuk pertama kalinya mengonfirmasi keberadaan tentara Korea Utara di medan perang Ukraina. Dalam telekonferensi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (26/4), Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Valery Gerasimov, melaporkan bahwa Moskow berhasil merebut kembali sebagian wilayah Kursk yang sempat dikuasai Ukraina dalam serangan mendadak pada Agustus tahun lalu.
Komisi militer Korut menyatakan bahwa keberhasilan operasi tersebut mencerminkan tingginya tingkat kerja sama strategis antara Korea Utara dan Rusia, sekaligus menunjukkan eratnya “aliansi dan persaudaraan” kedua negara.
Keikutsertaan Korea Utara ini berlandaskan Perjanjian Kerja Sama Strategis Komprehensif yang ditandatangani oleh Kim Jong Un dan Vladimir Putin pada Juni 2024. Dalam perjanjian tersebut, kedua negara berkomitmen saling membantu jika salah satu pihak diserang.
Pyongyang menegaskan bahwa keterlibatan militernya di Rusia sesuai dengan ketentuan Piagam PBB dan hukum internasional lainnya.
Kim Jong Un sendiri menyebut bahwa siapa pun yang “berjuang demi keadilan” adalah pahlawan dan “duta kehormatan” bagi tanah air. Ia juga mengumumkan rencana pembangunan monumen di Pyongyang untuk menghormati keberanian tentara Korut yang terlibat dalam perang di Rusia.
Selain itu, Kim berjanji akan memberikan perhatian khusus kepada keluarga para tentara pemberani tersebut.
Meski begitu, KCNA tidak mengungkapkan secara rinci berapa jumlah pasukan Korea Utara yang diterjunkan ke medan perang. Sementara itu, Pyongyang diduga telah mendapatkan bantuan teknis dari Moskow dalam pengembangan persenjataan sebagai imbalan atas dukungan personel militer tersebut.