Pelatih Persebaya Surabaya, Paul Munster, menanggapi ancaman pemecatan yang muncul akibat serangkaian hasil buruk timnya. Dalam konferensi pers usai kekalahan 2-0 dari Dewa United, Munster menyatakan bahwa fokus utamanya adalah mengembangkan performa pemain dan tim, tanpa terlalu memikirkan isu pemecatan.
Sebelumnya, manajemen Persebaya telah memberikan ultimatum kepada Munster menyusul rentetan hasil negatif yang dialami tim. Direktur Operasional Persebaya, Candra Wahyudi, menyatakan bahwa evaluasi terhadap kinerja Munster akan dilakukan berdasarkan performa tim dalam dua pertandingan mendatang, yakni melawan PSBS Biak dan Dewa United.
Rentetan hasil mengecewakan ini membuat posisi Munster sebagai pelatih kepala berada di ujung tanduk. Persebaya mengalami empat kekalahan beruntun sejak akhir Desember 2024 hingga 25 Januari 2025, dan dalam delapan laga terakhir, tim hanya mampu meraih satu kemenangan serta telah kebobolan 15 gol.
Meskipun berada di bawah tekanan, Munster menegaskan bahwa ia tidak terlalu memikirkan ancaman pemecatan dan lebih memilih fokus pada pengembangan tim. Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas di lini serang, terutama dalam penyelesaian akhir, sebagai kunci untuk kembali ke jalur kemenangan.
Selain tekanan dari manajemen, sejumlah suporter Persebaya, yang dikenal sebagai Bonek, juga menyerukan agar Munster mundur dari jabatannya. Namun, beberapa tokoh Bonek mengembalikan keputusan tersebut kepada manajemen klub, sambil mengkritik gaya permainan tim di bawah arahan Munster yang dinilai pragmatis dan kurang menarik.
Dengan situasi yang semakin memanas, nasib Paul Munster sebagai pelatih kepala Persebaya akan sangat ditentukan oleh hasil pertandingan-pertandingan mendatang. Manajemen klub dan para suporter berharap tim kebanggaan mereka dapat segera bangkit dan kembali ke performa terbaiknya.
