Manyala.co – Leg kedua semifinal Liga Champions musim 2024/2025 antara Paris Saint-Germain dan Arsenal akan menjadi duel penentuan yang panas. Laga ini akan digelar di kandang PSG, Parc des Princes, pada Kamis (8/5/2025) pukul 02.00 WIB. PSG datang dengan keunggulan tipis 1-0 berkat gol tunggal Ousmane Dembele di Emirates Stadium, namun Arsenal belum habis setidaknya secara matematis.
PSG Di Atas Angin, Tapi Tetap Waspada
Les Parisiens tak hanya diuntungkan oleh keunggulan agregat, tetapi juga memiliki catatan kandang yang kuat di kompetisi Eropa. Mereka hanya sekali tersingkir dari fase gugur setelah menang tandang di leg pertama dan itu pun terjadi lima tahun lalu, saat disingkirkan Manchester United.
Pelatih Luis Enrique membawa tim dengan kepercayaan diri tinggi, ditopang oleh sistem permainan kolektif yang solid. Tidak seperti era sebelumnya yang bertumpu pada megabintang, musim ini PSG lebih mengandalkan kekompakan dan variasi taktik.
Kabar baik datang dari Ousmane Dembele. Sang pencetak gol di leg pertama sempat diragukan tampil karena cedera hamstring, tetapi kini telah kembali berlatih penuh dan siap turun sejak menit awal. Goncalo Ramos juga disiapkan sebagai opsi tambahan di lini depan, sementara lini tengah PSG akan dipimpin trio Vitinha, João Neves, dan Fabián Ruiz. Khvicha Kvaratskhelia serta pemain muda berbakat, Désiré Doué, juga siap menjadi senjata dari sisi sayap.
Arsenal dan Misi yang Mustahil Namun Bukan Tak Mungkin
Di kubu lawan, Arsenal harus berjuang ekstra keras. Kekalahan kandang 0-1 membuat peluang mereka menipis, terutama karena belum ada catatan positif lolos dari fase gugur setelah kalah di kandang dalam sejarah mereka. Meski begitu, harapan tetap ada. The Gunners bisa terinspirasi dari tetangganya, Tottenham Hotspur, yang pada 2019 secara mengejutkan membalikkan defisit dan lolos ke final setelah kalah di leg pertama dari Ajax.
Namun, Arsenal datang ke Paris dengan bayang-bayang inkonsistensi. Kekalahan 1-2 dari Bournemouth di Liga Inggris menjadi peringatan serius, mereka kembali gagal mempertahankan keunggulan, sebuah isu yang telah terjadi sebanyak 10 kali musim ini.
Gol Declan Rice di laga itu dibalas oleh Dean Huijsen dan Evanilson, meski gol terakhir sempat diperdebatkan karena dugaan handball. Kekalahan tersebut mencerminkan masalah struktural yang belum terselesaikan oleh Mikel Arteta.
Kondisi Terkini Skuad: Siapa Siap Tempur?
Di tengah tekanan, Arsenal membawa sejumlah kabar positif. Thomas Partey kembali tersedia setelah menjalani skorsing dan kemungkinan akan berduet dengan Declan Rice di lini tengah. Martin Ødegaard juga dikabarkan telah pulih dari cedera ringan dan siap diturunkan.
Namun, Arteta tetap harus mengelola tim tanpa beberapa nama penting. Gabriel Jesus, Takehiro Tomiyasu, dan Jorginho dipastikan absen karena cedera. Hal ini membuat kedalaman skuad Arsenal kembali diuji.
Di sisi PSG, selain Dembele yang siap tampil, Achraf Hakimi menegaskan bahwa atmosfer Parc des Princes akan menjadi faktor penting. “Kami ingin membuat Arsenal merasa tidak nyaman sejak awal,” ujarnya.
Fakta dan Statistik Menarik Jelang Laga
- Hanya dua tim yang berhasil membalikkan kekalahan kandang di leg pertama dan lolos ke final Liga Champions: Ajax (1996) dan Tottenham Hotspur (2019).
- Arsenal belum terkalahkan dalam tujuh laga tandang terakhir di semua ajang, termasuk empat kemenangan beruntun di kompetisi Eropa.
- PSG nyaris sempurna ketika memulai babak gugur dengan kemenangan tandang di leg pertama. Hanya Manchester United yang mampu membuat mereka tersingkir setelah kondisi serupa, enam musim silam.
Prediksi Pertandingan: Keajaiban atau Kenyataan?
Dengan keunggulan tipis dan performa stabil di kandang, PSG tetap dijagokan sebagai calon finalis Liga Champions musim ini. Namun, Arsenal punya modal semangat dan potensi kejutan. Untuk bisa membalikkan keadaan, pasukan Arteta harus tampil sempurna tak hanya dalam mencetak gol, tapi juga menjaga lini belakang agar tak kebobolan.
Pertandingan ini bukan hanya tentang skor, tetapi juga tentang mental, sejarah, dan taktik. Bagi Arsenal, ini bisa menjadi momen balas dendam 19 tahun setelah kekalahan dari Barcelona di final Liga Champions 2006 yang juga terjadi di kota Paris.