Perkembangan terbaru dalam dunia kecerdasan buatan (AI) menyoroti persaingan antara ChatGPT dari OpenAI dan DeepSeek, startup AI asal Tiongkok. DeepSeek telah menarik perhatian dengan efisiensi biaya dan performa yang mengesankan, namun juga menghadapi tuduhan terkait metode pengembangan yang digunakan.
OpenAI menuduh DeepSeek menggunakan teknik yang disebut “distillation” untuk mengembangkan model AI mereka. Metode ini melibatkan pemberian sejumlah besar pertanyaan kepada model AI seperti ChatGPT, kemudian menggunakan respons yang diperoleh untuk melatih model baru. Meskipun teknik ini tidak termasuk dalam kategori peretasan, namun melanggar ketentuan layanan OpenAI. Dengan pendekatan ini, DeepSeek berhasil menciptakan model AI yang kompetitif dengan biaya yang lebih rendah.
Salah satu keunggulan utama DeepSeek adalah efisiensi dalam penggunaan sumber daya. DeepSeek-V3 hanya memerlukan kurang dari $6 juta untuk daya komputasi saat pelatihan, dibandingkan dengan GPT-4 dari OpenAI yang diperkirakan menelan biaya ratusan juta dolar. Hal ini menunjukkan bahwa DeepSeek mampu mengembangkan model AI canggih dengan investasi yang lebih minimal.
DeepSeek berhasil menduduki peringkat teratas sebagai aplikasi gratis di App Store dan Google Play, mengalahkan ChatGPT. Pencapaian ini menunjukkan penerimaan yang signifikan dari pengguna global terhadap platform AI ini.
Meskipun ChatGPT memiliki keunggulan dalam pemrograman dan kemudahan pengeditan kode, DeepSeek terbukti lebih unggul dalam mayoritas tes. Tidak mengherankan jika DeepSeek R1 dengan cepat mendapatkan popularitas hingga platform tersebut membatasi pendaftaran pengguna.
Komentar