Manyala.co – Anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi Partai Gerindra, Idris, S.I.Pem., bersama Pansus LKPJ (Panitia Khusus Laporan Keterangan Pertanggung jawaban), menggelar rapat bersama SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) kota Makassar guna membahas sejumlah persoalan mendesak, khususnya terkait penanganan sampah dan banjir di wilayah Makassar Timur.
Dalam rapat tersebut, Idris menyoroti keberadaan lahan PSEL (Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik) yang awalnya direncanakan berada di Kelurahan Tamalanrea Jaya namun mengalami kendala, sehingga kini dialihkan ke wilayah Parangloe. Ia mempertanyakan progres dan hambatan yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan tersebut.
“Kalau lahan PSEL ini bisa segera difungsikan, maka volume sampah yang menumpuk di TPA Antang bisa dikurangi. Kita semua tahu kondisi di TPA Antang sudah sangat memprihatinkan,” kata Idris.
Menurutnya, warga yang bermukim di sekitar TPA Antang selama ini menanggung dampak lingkungan yang cukup berat. Selain bau menyengat, kawasan tersebut juga sering tergenang banjir dan menghadapi persoalan kesehatan akibat limbah dan populasi hewan ternak yang tidak terkontrol.
“Bukan hanya sampah, di sana juga ada pembuangan tinja, ada sapi berkeliaran, bahkan saat banjir datang, warga benar-benar menderita. Pemerintah harus hadir dan memberikan solusi,” tambahnya.
Idris juga mengusulkan agar warga terdampak, khususnya yang tinggal dekat dengan TPA, dapat diberikan keringanan seperti pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), sebagai bentuk kompensasi atas dampak yang mereka alami.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya sinergi antara Dinas Penanggulangan Bencana dan Dinas Sosial. Menurutnya, ketika banjir terjadi, bantuan seringkali terlambat atau tidak tersedia, sehingga warga harus mencari pertolongan sendiri.
“Beberapa waktu lalu saya ditelepon warga yang rumahnya terendam banjir hingga setinggi satu meter. Saya langsung menghubungi Dinas Sosial, tapi mereka bilang bantuan belum tersedia. Ini menjadi catatan penting agar tidak terus berulang,” jelasnya.
Sebagai penutup, Idris meminta agar Dinas Penanggulangan Bencana lebih proaktif dan tidak ragu dalam mengusulkan anggaran untuk program-program strategis, terutama di wilayah yang rawan banjir seperti Makassar Timur.
“Kita butuh langkah nyata agar Makassar bisa menjadi kota yang bersih dan aman dari bencana,” tutup Idris.