Manyala.co – Viral di media sosial, seorang preman di Medan Denai, Sumatera Utara, mengamuk pada hari Minggu (13/04/25) setelah tidak mendapatkan top-up e-money gratis dari penjaga counter ponsel.
Dalam insiden tersebut, preman itu menyerang penjaga ponsel dengan sebatang kayu, membuatnya ketakutan.
Penjaga ponsel yang terancam itu sempat meminta tolong kepada orang-orang di sekitarnya. Meskipun ia terlihat memohon ampun, preman tersebut tetap melanjutkan serangannya tanpa ampun.
Kejadian ini berlangsung di Jalan Tuba II Perjuangan, Medan.
Sebelumnya, pada 8 April 2025 sekitar pukul 17.00 WIB, Zaur Rahman, seorang teknisi handphone yang tinggal di Kecamatan Medan Tuntungan, juga menjadi korban penganiayaan dan perampokan oleh sekelompok preman saat berbelanja sparepart handphone di GMT Skip Medan Petisah.
Zaur menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula ketika ia ingin memarkirkan sepeda motornya, namun terhalang oleh seorang ibu yang duduk di lokasi tersebut.
Saat meminta ibu itu untuk bergeser, seorang pria tua yang berada di sampingnya berteriak dengan nada kasar. Ketika Zaur mempertanyakan perkataan pria tersebut, tiba-tiba seorang pria yang diduga teknisi handphone menendang dadanya.
“Saat itu saya meminta ibu tersebut agar bergeser karena saya mau memarkirkan sepeda motor ke dekat toko, namun tiba tiba seorang pria tua yang berada di samping saya dengan nada keras mengatakan bahwa “Parkir disana sana aja kau K*n7ol”. Saya pun menanyakan kepada pria itu kenapa dia berbicara seperti itu kepada saya, namun tiba tiba datang seorang pria yang saya duga adalah teknisi handphone tiba tiba menendang dada saya. Setelah dada saya ditendang saya pun memarkirkan sepeda motor saya,” ujarnya
Setelah insiden itu, Zaur masuk ke dalam toko untuk mengecas handphone dan menelepon keluarganya. Namun, ketika ia kembali untuk menanyakan kepada pria yang menendangnya, pria itu mencekik lehernya.
Zaur berhasil melepaskan diri dan berlari ke dalam toko, tetapi pria tersebut mengejarnya dan kembali memukulnya.
“Setelah saya berhasil melepaskan diri dari cekikan pria itu saya pun berniat berlari ke dalam toko GMT namun saya dikejar oleh pria yang menendang saya saat di parkiran dan dia kembali mebenturkan kepala saya di keningnya, setelah dia jedutkan kepalanya ke kening saya dia langsung memukulin saya. Saat saya dipukulin datang juga beberapa kawannya membawa batu yang memukilin kepala saya sampai koyak dan mengeluarkan darah. Saat saya dipukulin pakai batu ada seorang yang mukulin saya mencoba untuk merampas hape dan mengambil uang saya di kantong belakang sebesar 500rb, namun karena saya kenal wajahnya saya meminta barang barang saya namun Cuma hape yang diberikan,” sedihnya
Zaur dikeroyok oleh beberapa pria yang datang dengan batu, memukuli kepalanya hingga terluka dan mengeluarkan darah. Salah satu pelaku berusaha merampas handphone dan uangnya sebesar 500 ribu rupiah.
Meskipun ia mengenali wajah pelaku, hanya handphone yang berhasil dikembalikan.
Dalam keadaan terluka, Zaur masuk ke dalam toko dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Medan Baru, berharap pihak kepolisian segera menangkap para pelaku yang diduga berjumlah lima orang.
“Saya tidak terima dianiaya, kepala saya koyak mengeluarkan darah, kening saya bengkak, rahang saya bengkak, celana saya koyak, dada dan pingang saya sakit, saya meminta Bapak Kapolda Sumut, Kapolrestabes Medan dan Kapolsek Medan Baru untuk segera menangkap pelaku penganiaayaan saya, karena akibar dari penganiaan itu saya tidak dapat beraktifitas lagi untuk mencari makan untuk keluarga saya,” ungkap Zaur pada Sabtu, 12 April 2025.
Emil Zainal Jambak, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, meminta pihak kepolisian Polrestabes Medan untuk mengusut tuntas kejadian ini dan menindak tegas premanisme di Kota Medan.
Kanit Reskrim Polsek Medan Baru, Poltak Tambunan, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut.