Manyala.co – Langkah konkret dalam mendorong transisi menuju energi bersih nasional terus bergulir. PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI), yang merupakan pabrik panel surya terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia, tengah mempercepat hilirisasi industri energi surya dan memperkuat rantai pasok domestik. Berlokasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, pabrik ini berdiri atas kolaborasi tiga kekuatan besar: Trina Solar Co Ltd, PT Daya Sukses Makmur Selaras (bagian dari Sinar Mas Group), serta PT PLN Indonesia Power Renewable.
Direktur TMAI, Ooi Kok Tiong, menjelaskan bahwa komitmen perusahaan tak hanya fokus pada produksi, namun juga menciptakan ekosistem yang menyeluruh. Ekosistem yang dimaksud mencakup sektor pendukung (horizontal) serta rantai proses dari hulu ke hilir seperti pembuatan wafer, ingot, hingga pengembangan smelter polisilikon (vertikal).
“Kehadiran pabrik ini kami harapkan mampu memperkuat kemandirian energi nasional, sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau dan penguatan ketahanan energi dalam negeri,” jelas Ooi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Tak hanya dari sisi lingkungan dan energi, kontribusi ekonomi dari keberadaan pabrik ini juga signifikan. Dalam masa investasi, nilai ekonominya ditaksir mencapai Rp3,7 triliun dan diproyeksikan menghasilkan sekitar Rp1 triliun per tahun pada masa operasional. Pertumbuhan ekonomi lokal pun diprediksi naik hingga 8 persen per tahun sebagai dampak dari kehadiran industri ini.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama TMAI, Lokita Prasetya, memaparkan bahwa nilai investasi pembangunan pabrik ini mencapai lebih dari Rp1,5 triliun. Selain itu, pabrik menyerap sekitar 640 tenaga kerja dan memberikan pelatihan bagi para pekerja, khususnya di bidang teknologi produksi panel surya.
“Kami mengimplementasikan teknologi i-TOPCon Advanced—teknologi generasi terbaru—yang memungkinkan produksi panel surya dengan daya hingga 720 watt-peak (Wp) per panel dan efisiensi mencapai 23,2 persen, tertinggi di kelasnya,” jelas Lokita.
Pabrik ini kini memiliki kapasitas produksi hingga 1 gigawatt (GW), menjadikannya salah satu pusat produksi energi surya terdepan di Asia Tenggara. Dalam jangka panjang, TMAI ingin agar pertumbuhan industri panel surya di Indonesia dapat berlangsung secara mandiri dan berkelanjutan.
Managing Director Sinar Mas, Ferry Salman, juga menegaskan pentingnya menjaga momentum positif ini. Menurutnya, dukungan dari sektor swasta seperti TMAI sangat penting agar industri energi terbarukan di Indonesia terus berkembang dan memiliki daya saing di kancah internasional.
Dengan berbagai langkah tersebut, TMAI tak hanya berperan sebagai produsen, tetapi juga sebagai katalisator pertumbuhan industri energi bersih nasional—sekaligus menjawab tantangan global terhadap perubahan iklim dan kebutuhan energi berkelanjutan.