Ghazyendha Aditya Pratama, putra dari Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (Kapolda Kalsel) Irjen Polisi Rosyanto Yudha Hermawan, menjadi sorotan publik akibat gaya hidup mewah yang dipamerkannya di media sosial. Dalam beberapa unggahan di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), Ghazyendha terlihat membagikan momen saat terbang dengan jet pribadi dengan keterangan “Hello Palembang” serta bukti transaksi pengeluaran mencapai Rp1 miliar.
Konten tersebut memicu kritik tajam dari warganet, terutama karena bertepatan dengan upaya pemerintah dalam melakukan efisiensi anggaran. Banyak pengguna media sosial yang menandai akun Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Divpropam Polri), meminta klarifikasi terkait hal ini.
Menanggapi hal tersebut, Divpropam Polri menyatakan apresiasi atas peran aktif masyarakat dalam mengawasi kinerja Polri dan menekankan pentingnya evaluasi serta perbaikan untuk menjaga kepercayaan publik.
Selain itu, Komisi III DPR RI meminta Kapolri untuk memberikan teguran keras terkait perilaku pamer kemewahan tersebut. Anggota Komisi III menilai bahwa tindakan tersebut tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat dan dapat merusak citra institusi Polri.
Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Belum Lapor LHKPN
Perhatian publik juga tertuju pada Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan yang belum melaporkan harta kekayaannya melalui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, menilai bahwa ketidakpatuhan dalam pelaporan LHKPN seharusnya berujung pada pencopotan jabatan.
Ia menekankan bahwa pengisian LHKPN merupakan syarat untuk menjabat sebagai Kapolda, dan ketidakpatuhan dalam hal ini menunjukkan ketidaklayakan dalam memegang posisi tersebut.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengonfirmasi bahwa Irjen Pol Rosyanto belum melaporkan harta kekayaannya dan mengimbau semua penyelenggara negara untuk patuh dalam melaporkan LHKPN tepat waktu, dengan batas waktu pelaporan periodik tahun 2024 adalah 31 Maret 2025.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Ghazyendha maupun keluarganya terkait kontroversi yang berkembang.