Manyala.co — Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) membuka jalan bagi perempuan Indonesia untuk mendapatkan peluang kerja yang lebih baik.
Dalam pernyataan resminya di Jakarta, Minggu, Dadan menjelaskan bahwa saat ini sekitar 40.000 orang terlibat dalam pelaksanaan MBG di 1.080 satuan penyelenggara pemenuhan gizi (SPPG), dengan 55 persen di antaranya merupakan perempuan, terutama ibu-ibu.
Ke depan, jika MBG mampu menjangkau seluruh target 82,9 juta penerima manfaat melalui 30.000 SPPG yang direncanakan, program ini diperkirakan dapat menyerap hingga 1,5 juta tenaga kerja, dengan proporsi perempuan tetap di angka 55 persen.
Dadan menekankan bahwa MBG membuka ruang yang luas bagi pemberdayaan perempuan di berbagai daerah dengan prinsip inklusif. Perempuan bisa berkontribusi dalam berbagai peran di SPPG, mulai dari akuntan, ahli gizi, hingga tenaga dapur.
Menurutnya, perempuan di era sekarang perlu lebih aktif berperan, terutama dalam mendukung pengasuhan anak sejak dini dan memastikan kebutuhan gizi keluarga terpenuhi. Peran penting ini, kata Dadan, sangat menentukan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, karena perempuan berperan strategis dalam membentuk generasi sehat, unggul, dan berkualitas.
Lebih jauh, ia menambahkan bahwa keterlibatan perempuan di program MBG akan membawa dampak positif bagi pemenuhan gizi nasional, memperluas akses dan edukasi tentang gizi hingga ke tingkat keluarga, sekaligus memperkuat gerakan pemberdayaan perempuan secara luas.
“Semua ini menjadi bagian penting dari upaya membangun sumber daya manusia unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar Dadan.
Ia juga menegaskan pentingnya intervensi gizi sejak dini, mengingat para balita dan anak-anak sekolah saat ini akan menjadi tenaga produktif di tahun 2045. Jika kebutuhan gizi mereka tidak dipenuhi sejak sekarang, ada risiko generasi mendatang memiliki kualitas yang rendah.
“Oleh karena itu, program MBG sangat vital. Ke depannya, program ini akan menyasar 82,9 juta penerima manfaat, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, hingga pelajar tingkat SMA atau sederajat,” tutupnya.