Manyala.co – Viral di media sosial, komedian sekaligus presenter Soleh Solihun mendadak jadi sorotan netizen usai membagikan info lowongan kerja dari temannya.
Lewat akun X (sebelumnya Twitter) @solehsolihun, ia mengunggah sebuah gambar loker dengan gaji Rp2 juta namun dengan daftar jobdesc yang dinilai kelewat banyak. Tak butuh waktu lama, unggahan itu langsung dibanjiri komentar pedas dari warganet.
“kantor temen sedang buka lowongan pekerjaan. silakan lihat gambar,” tulis Soleh dalam cuitannya yang kini ramai diperbincangkan, disertai gambar berisi detail pekerjaan yang menurut netizen “layak masuk museum absurd.”
Loker tersebut mencantumkan berbagai tugas mulai dari konten media sosial, admin WhatsApp, hingga desain grafis semuanya dibalut dalam satu posisi dengan status freelance dan gaji Rp2 juta per bulan.
Tak pelak, respons keras pun bermunculan. Banyak yang menganggap loker tersebut tidak masuk akal, bahkan merendahkan para pencari kerja.
“@awwwaaaan: Ngakak liat Gajinya ???????????????? Saya udah 8 tahun kerja dengan jobdesc mirip (bahkan yg di gambar itu berlebihan) gaji pertama saya tahun 2017 itu 3.5 juta. Saat ini dengan jobdesc yg makin berkurang malah udah di angka 11.5… Ada gila2nya ni perusahaan. Udah gitu freelance lagi ????”
“@red_tobacc: Bilangin temenmu bang, kalo ga sanggup ngegaji dengan layak jangan lelaguan hire orang, mon***!”
“@kawa2dingin: Kang Soleh gak malu gitu bantu promosi info loker seperti itu? Sadar gak hubungan antara gaji, jobdesc dengan kriteria?”
“@peace___place: Referensi bikin joke tentang loker, set up + punchline udah tersedia di situ”
Banyak netizen yang mempertanyakan keputusan Soleh membagikan loker tersebut tanpa memberikan kritik terhadap isi lowongan yang dianggap “eksploitatif.”
Beberapa menyayangkan karena publik figur sekelas Soleh dianggap seharusnya lebih bijak dalam menyampaikan informasi sensitif seperti lowongan kerja.
Hingga artikel ini ditulis, belum ada klarifikasi langsung dari Soleh Solihun terkait maksud unggahan tersebut, apakah murni membantu temannya atau justru ingin menyindir praktik loker tak manusiawi.
Satu hal yang pasti, unggahan tersebut telah memantik diskusi serius soal standar kelayakan gaji dan beban kerja di dunia profesional—terutama bagi para freelancer dan entry-level.
