Manyala.co – Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut yang terus membayangi kawasan pesisir. Selasa (10/6), Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, yang secara khusus membahas kelanjutan proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang dirancang membentang di sepanjang pantai utara (pantura) Pulau Jawa.
Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, menyampaikan bahwa pembangunan tanggul ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk melindungi wilayah pesisir yang semakin rentan terhadap abrasi dan banjir rob.
“Presiden memimpin langsung rapat terkait kesiapan pembangunan tanggul laut di pantai utara Jawa. Ini adalah langkah konkret pemerintah dalam meningkatkan perlindungan kawasan pesisir dan menghadirkan ketahanan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Teddy di Jakarta.
Lebih dari sekadar penahan gelombang, proyek giant sea wall ini diharapkan membawa manfaat multifungsi. Selain menahan naiknya air laut dan mencegah abrasi, tanggul juga dirancang untuk menampung air hujan dan berpotensi menjadi sumber air bersih bagi daerah-daerah pesisir yang kerap menghadapi krisis air bersih.
“Tanggul ini juga diharapkan mampu berfungsi sebagai reservoir air bersih dan membantu mengendalikan penurunan muka tanah yang kerap terjadi di wilayah pesisir,” lanjut Teddy.
Proyek ini bukanlah rencana baru. Sejak 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan kajian kerja sama dengan pemerintah Belanda dan Korea Selatan untuk merancang pembangunan tanggul laut dari Cilegon hingga Gresik, dengan total panjang yang diproyeksikan mencapai 946 kilometer. Kini, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) terus memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga guna memastikan kelayakan dan kesiapan pelaksanaannya.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga memimpin pembahasan terkait pengelolaan sampah nasional. Pemerintah menggulirkan inisiatif gerakan nasional penanganan sampah dengan melibatkan kerja sama investasi melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.
Langkah ini mencerminkan pendekatan pemerintah yang menyeluruh dalam menangani isu lingkungan—dari daratan hingga laut, dari hulu hingga hilir. Ke depan, proyek tanggul laut ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi teknis terhadap ancaman rob dan abrasi, tetapi juga simbol komitmen pemerintah terhadap masa depan yang lebih tangguh menghadapi perubahan iklim.