Manyala.co – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, menilai perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap yayasan mitra program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Hal ini menyusul munculnya keluhan dari salah satu mitra dapur MBG di Kalibata, Jakarta Selatan, yang mengaku belum menerima hak pembayarannya dari Yayasan MBN.
“Skema kerja sama dengan yayasan bukanlah model awal yang dirancang BGN, melainkan masih bersifat uji coba. Karena itu, pengawasan terhadap skema ini perlu diperketat,” ujar Yahya saat dikonfirmasi, Kamis (17/4/2025).
Yahya menjelaskan bahwa yayasan yang ditunjuk tidak menangani langsung pelaksanaan di lapangan, melainkan menggandeng pihak ketiga seperti jasa katering. Oleh sebab itu, ia menilai pola kerja sama ini harus segera dievaluasi karena rentan disalahgunakan.
“Sehingga banyak ditemukan kekurangan-kekurangan dan mudah disalahgunakan. Dengan banyaknya kasus yang terjadi di lapangan, pola yayasan ini perlu dievaluasi dan ditinjau ulang,” tegasnya.
Yahya juga mendesak agar BGN mempercepat penerbitan regulasi terkait kerja sama dengan pihak ketiga sesuai rencana awal. Dalam skema tersebut, pihak ketiga akan membangun dapur dan kemudian disewa oleh BGN.
“Pola ini akan lebih aman karena operasionalnya dikelola langsung oleh BGN. Selain itu, BGN perlu segera mempercepat proses rekrutmen pegawai pengelola SPPG dalam jumlah yang mencukupi sesuai kebutuhan,” tambahnya.
Mitra Dapur Kalibata Merugi, Kerugian Nyaris Capai Rp 1 Miliar
Sebelumnya, program MBG dilaporkan mengalami kendala di salah satu dapur mitranya yang berada di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Kuasa hukum Ira Mesra Destiawati—pemilik dapur—menyebut kliennya belum menerima pembayaran sejak Februari hingga Maret 2025.
“Klien kami tidak mendapatkan dana sepeserpun atas kerja sama yang dilakukan. Kami mendesak Yayasan MBN untuk segera membayarkan hak mitra dapur Kalibata yang didzolimi,” kata Danna Harly dalam konferensi pers, Rabu (16/4/2025).
Harly mengungkapkan bahwa dapur kliennya telah memproduksi sekitar 65.025 porsi makanan dalam dua tahap pengiriman, namun belum menerima pembayaran yang semestinya dari pihak yayasan.
“Total kerugian sejauh ini Rp 975.375.000, itu baru dua tahap. Makanya kami sekarang coba bicara ke media, ke masyarakat, supaya pemerintah aware. Baru dua tahap saja sudah seperti ini, berarti sudah harus ada pembetulan-pembetulan dalam pelaksanaan MBG supaya ke depannya tidak lagi seperti ini,” jelasnya.
Perselisihan, menurut Harly, bermula dari ketidaksesuaian harga per porsi makanan yang sudah disepakati di dalam kontrak. Meski awalnya tercantum harga Rp 15.000 per porsi, sebagian porsi justru dihargai Rp 13.000, bahkan kemudian dipotong lagi Rp 2.500 per porsi tanpa alasan jelas.
“Padahal di kontrak perjanjian dengan Yayasan dicantumkan harga Rp 15.000 setiap porsinya sama rata. Namun sebagian diubah menjadi Rp 13.000 dan Pihak Yayasan sudah mengetahui terdapat perbedaan tersebut jauh sebelum ditandatangani perjanjian kerja sama. Setelah ada pengurangan pun hak kami juga dipotong sebesar Rp 2.500 setiap porsinya,” paparnya.
Lebih lanjut, Harly menjelaskan bahwa setelah BGN mengirim dana sebesar Rp 386.500.000 ke yayasan, kliennya justru mendapat pemberitahuan bahwa tidak berhak atas pembayaran tersebut karena masih dianggap memiliki kekurangan pembayaran sebesar Rp 45.314.249.
Dapur Kalibata Siap Kembali Beroperasi
Setelah sempat menemui jalan buntu, konflik antara mitra dapur MBG Kalibata dan Yayasan MBN akhirnya menemukan titik terang. Kuasa hukum Danna Harly menyebutkan bahwa proses mediasi telah dilakukan dengan difasilitasi oleh BGN, dan kedua belah pihak telah mencapai kesepahaman.
“Sudah dimediasi, sudah clear. Tinggal tunggu (pembayaran) dicairkan yayasan,” kata Harly, Kamis (17/4/2025).
Harly mengonfirmasi bahwa akar persoalan terletak pada pihak yayasan, yang sempat menahan dana dengan alasan ketidakjelasan nota mitra. Namun, usai mediasi, semua perhitungan telah disepakati.
“Katanya nota mitra gak jelas, tapi setelah mediasi ya sudah (clear) hitung-hitungannya. Tinggal nunggu saja nanti (pembayaran),” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa BGN telah meminta dapur Kalibata untuk kembali beroperasi. Sementara dana yang belum dibayarkan oleh yayasan akan dibantu penyelesaiannya oleh BGN.
“Nanti ada dana dari BGN untuk bantu mitra, sekarang fokusnya dapur jalan kembali,” ungkapnya.
Ia juga memastikan bahwa dapur Kalibata telah kembali beroperasi per hari ini, dengan tim dapur yang langsung menangani operasionalnya.
“Betul (dapur kembali beroperasi),” tandasnya.