Manyala.co – Riezky Kabah Nizar, seorang TikToker asal Pontianak, Kalimantan Barat, kembali mencuat ke permukaan setelah video kontroversialnya menyatakan bahwa seluruh guru terlibat dalam praktik korupsi. Unggahan tersebut segera menjadi perbincangan hangat di media sosial dan memicu reaksi keras dari berbagai kalangan.
Dalam video yang diunggah ke akun TikTok miliknya, Riezky dengan lugas menyatakan bahwa profesi guru telah lama tercemar oleh praktik korupsi. Pernyataan “Semua guru korupsi” tidak hanya mengejutkan masyarakat, tetapi juga mengundang kecaman dari para pendidik yang merasa dihina atas profesi yang selama ini mereka tekuni.
Tak lama setelah video tersebut viral, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Barat turun tangan. Organisasi tersebut menyatakan kekecewaannya dan menganggap pernyataan Riezky sebagai pencemaran nama baik terhadap profesi guru, yang selama ini memiliki peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Merespons tindakan tegas dari PGRI, pihak berwajib segera mengambil langkah hukum. Riezky Kabah dipanggil oleh kepolisian Polda Kalimantan Barat guna dimintai keterangan terkait kasus pencemaran nama baik yang ditujukan kepada para pendidik.
Dalam proses pemanggilan tersebut, Riezky tidak tinggal diam. Ia kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui video pernyataan, mengakui bahwa ucapannya telah menyinggung dan menyakiti hati banyak pihak, khususnya para guru yang merasa dirugikan.
Kasus yang melibatkan Riezky ini semakin menambah daftar panjang perdebatan seputar tanggung jawab dalam berkonten di era digital. Media sosial yang seharusnya menjadi wadah ekspresi kini justru menjadi medan tempur opini, di mana setiap pernyataan dapat dengan cepat menimbulkan keresahan publik.
Para pengamat media sosial dan pakar komunikasi menilai insiden ini sebagai pelajaran berharga. Mereka menekankan bahwa kebebasan berekspresi harus selalu diimbangi dengan tanggung jawab sosial agar tidak menimbulkan dampak negatif, terutama pada isu-isu yang sensitif dan menyangkut martabat profesi.
Meski Riezky telah menyampaikan permohonan maafnya, peristiwa ini tetap meninggalkan tanda tanya mengenai batasan etika dalam penggunaan media sosial. Kasus ini menjadi pengingat bahwa dalam setiap unggahan, penting untuk selalu mempertimbangkan dampak terhadap pihak lain dan menjaga integritas dalam bersosialisasi di dunia maya.