Puluhan ribu warga menghadiri pemakaman pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan wakilnya, Sayyed Hashim Safieddine, di Beirut pada Minggu, 23 Februari 2025. Kedua tokoh tersebut tewas akibat serangan udara Israel beberapa bulan sebelumnya. Upacara ini menjadi simbol ketahanan Hizbullah di tengah tantangan yang mereka hadapi.
Hassan Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama lebih dari 30 tahun, tewas dalam serangan udara Israel pada 27 September 2024 di markas besar Hizbullah di Dahieh, Beirut Selatan. Beberapa hari kemudian, penggantinya, Sayyed Hashim Safieddine, juga meninggal akibat serangan udara Israel pada 3 Oktober 2024. Kematian mereka memberikan pukulan besar bagi kelompok yang didukung Iran ini.
Upacara Pemakaman
Acara pemakaman berlangsung di Stadion Olahraga Camille Chamoun, yang memiliki kapasitas 50.000 orang. Namun, jumlah pelayat yang hadir diperkirakan mencapai ratusan ribu. Pendukung Hizbullah dari berbagai negara, termasuk Irak dan Yaman, turut menghadiri upacara tersebut.
Bendera Hizbullah tampak berkibar di seluruh area stadion, sementara foto Nasrallah dan Safieddine menghiasi berbagai sudut. Dalam kesempatan ini, pemimpin sementara Hizbullah, Naim Qassem, menyampaikan pidato secara virtual, menegaskan bahwa kelompok tersebut akan tetap kuat dan terus melanjutkan perlawanan terhadap Israel. Pernyataan ini mendapat sambutan meriah dari para hadirin, yang meneriakkan slogan-slogan anti-Israel.
Tamu Kehormatan dan Pengamanan
Beberapa pejabat tinggi turut menghadiri acara tersebut, termasuk Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, serta delegasi dari Irak dan Yaman. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan regional terhadap Hizbullah.
Di sisi lain, ketegangan meningkat setelah otoritas Lebanon membatalkan izin penerbangan bagi pesawat penumpang dari Iran, yang menyebabkan sejumlah pelayat tertahan di Teheran. Selain itu, saat upacara berlangsung, militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah selatan Lebanon. Meskipun serangan tersebut tidak mempengaruhi jalannya pemakaman, situasi menjadi semakin tegang, dan para pelayat merespons dengan yel-yel anti-Israel.
Proses Pemakaman
Setelah upacara di stadion, jenazah Nasrallah dan Safieddine diarak melalui jalanan Beirut sebelum dimakamkan. Nasrallah dikebumikan di dekat jalan bandara di Beirut Selatan, sementara Safieddine dimakamkan di kampung halamannya di Deir Qanoun en-Nahr, Lebanon Selatan. Sebelumnya, jenazah mereka sempat dimakamkan di lokasi rahasia untuk menghindari potensi serangan selama prosesi pemakaman.
Dampak dan Reaksi
Pemakaman ini menjadi ajang bagi Hizbullah untuk menunjukkan bahwa mereka masih memiliki kekuatan meskipun kehilangan dua pemimpin utamanya. Namun, para analis menilai bahwa Hizbullah saat ini berada dalam posisi sulit, dengan kekuatan militer yang melemah dan pengaruh politik yang berkurang, terutama setelah perang dengan Israel dan melemahnya dukungan dari Suriah.
Meskipun demikian, acara pemakaman ini membuktikan bahwa Hizbullah masih memiliki basis pendukung yang besar serta jaringan aliansi yang kuat di kawasan Timur Tengah.