Scroll ke bawah untuk membaca berita
Beranda / Internasional / Konklaf 2025: Angka, Fakta, dan Rekor Terbaru dalam Pemilihan Pemimpin Gereja Katolik

Konklaf 2025: Angka, Fakta, dan Rekor Terbaru dalam Pemilihan Pemimpin Gereja Katolik

Konklaf 2025: Angka, Fakta, dan Rekor Terbaru dalam Pemilihan Pemimpin Gereja Katolik
Para kardinal menghadiri misa Novemdiale keenam di Basilika Santo Petrus dengan patung Santo Petrus di latar belakang, setelah kematian Paus dan menjelang konklaf (pemilihan paus baru), di Vatikan, pada 7 Mei 2025.(dok.FILIPPO MONTEFORTE)

Manyala.co – Di tengah sorotan dunia, proses pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik memasuki babak baru. Sebanyak 133 kardinal dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Kapel Sistina, Vatikan, pada Rabu, 7 Mei 2025, untuk mengikuti konklaf yang akan menentukan siapa penerus takhta St. Petrus selanjutnya. Konklaf tahun ini menandai beberapa pencapaian dan dinamika menarik, mulai dari jumlah peserta hingga keunikan demografisnya.

Dominasi Kardinal Era Paus Fransiskus

Satu hal yang mencolok dari konklaf kali ini adalah dominasi kardinal yang diangkat oleh Paus Fransiskus. Dari 133 kardinal pemilih, lebih dari 80 persen tepatnya 81,2 persen merupakan hasil penunjukan selama masa kepemimpinannya. Ini menjadi refleksi kuat dari arah kebijakan dan representasi global yang coba dibentuk oleh Paus asal Argentina tersebut.

Dari seluruh peserta, hanya lima orang kardinal yang pernah mengikuti konklaf pada masa Paus Yohanes Paulus II, menandakan regenerasi besar dalam tubuh Gereja. Sementara itu, 108 kardinal menjalani konklaf pertama mereka, memperkuat kesan bahwa Gereja tengah memasuki fase baru dalam sejarah modernnya.

Peta Global Kardinal Pemilih: Semakin Merata

Secara geografis, Eropa masih menjadi kawasan dengan jumlah pemilih terbanyak, yakni 52 kardinal. Namun, distribusi global menunjukkan tren inklusivitas yang lebih luas. Asia mengirimkan 23 kardinal, Amerika Utara 20, Afrika dan Amerika Latin masing-masing 17, serta Oseania sebanyak empat.

Untuk pertama kalinya, 15 negara yang sebelumnya belum pernah memiliki keterwakilan dalam konklaf kini turut ambil bagian. Negara-negara seperti Papua Nugini, Haiti, dan Sudan Selatan tercatat sebagai peserta baru, menandai langkah penting menuju Gereja yang lebih representatif secara global.

Iran Kecam Pengumuman Gencatan Senjata Trump, Peringatkan AS Soal Balasan Mematikan

Rentang Usia dan Wajah Baru Konklaf

Usia rata-rata para kardinal yang ikut serta dalam pemilihan ini tercatat 70 tahun 3 bulan. Sosok termuda adalah Uskup Agung Melbourne, Mykola Bychok, yang baru berusia 45 tahun. Sementara itu, kardinal tertua adalah Carlos Osoro Sierra dari Spanyol, yang hampir menginjak usia 80 tahun.

Tradisi Italia yang selama ini dominan dalam pemilihan paus kini mulai terkikis. Hanya 17 kardinal asal Italia yang terlibat, angka yang jauh menurun dibandingkan dengan 28 pada konklaf tahun 2013.

Proses Pemilihan: Ketat dan Penuh Simbol

Konklaf dilangsungkan dalam sistem pengambilan suara tertutup, dengan maksimal empat kali pemungutan suara setiap hari. Untuk dapat terpilih sebagai Paus, seorang kandidat harus meraih dukungan dua pertiga dari total pemilih yakni 89 suara.

Setiap sesi pemungutan suara ditutup dengan pembakaran surat suara. Warna asap dari cerobong Kapel Sistina menjadi penanda yang dinantikan umat di seluruh dunia: putih untuk pertanda telah terpilihnya paus baru, dan hitam bila belum ada hasil.

Secara historis, proses ini biasanya memakan waktu dua hingga lima hari. Dua konklaf terakhir berjalan cepat: Paus Benediktus XVI terpilih dalam dua hari pada 2005, begitu pula Paus Fransiskus pada 2013. Sebaliknya, konklaf terlama dalam sejarah modern terjadi pada 1922, yang memerlukan lima hari dan 14 putaran suara.

Dunia di Ambang Ketegangan Global: 10 Konflik Terbesar yang Mengguncang Tahun 2025

Banner Manyala

Topik Populer

Berita Terpopuler

Kolom

Olahraga

Turnamen Minisoccer Pemkot Makassar Resmi Bergulir, Sekda: Ajang Regenerasi Atlet Muda

Timnas Indonesia Hadapi Ujian Berat di Ronde 4, Panaskan Mesin Lawan Lebanon dan Kuwait

Indosiar Tayangkan Langsung Piala Presiden 2025: Jadwal Lengkap dan Rangkaian Turnamen

Indonesia Kalah dari Bahrain, Langkah Sulit di Perempat Final AVC Nations Cup 2025 Menanti

Indonesia Hadapi Bahrain Malam Ini di AVC Nations Cup 2025, Laga Penentu Juara Grup A

Indonesia Gagal ke Final Piala AFF U19 Putri 2025, Siap Rebut Peringkat Ketiga Lawan Myanmar

Bernardo Tavares Nilai Musim PSM Makassar Penuh Tantangan tapi Luar Biasa

Timnas Indonesia Tembus Ronde Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pot 3 Siap Hadapi Lawan Berat

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Lolos ke Ronde 4, Drawing Digelar 17 Juli

Kabar 37 Pemain Argentina Berdarah Malaysia Jadi Sorotan, FAM Didesak Buka Data Keturunan

Garuda Dibungkam Samurai Biru 0-6, Indonesia Tetap Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Putri Indonesia Hadapi Tantangan Berat di Grup A ASEAN Women’s Championship 2025

Jadwal Lengkap Laga Jepang vs Timnas Indonesia: Kapan Main dan Disiarkan di TV Mana?

Bukan Lamine Yamal, Cristiano Ronaldo Jagokan Dua Pemain PSG untuk Ballon d’Or 2025

Timnas Indonesia Siap Hadapi Tantangan Berat di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

Disingkirkan Ganda Indonesia, Wakil Malaysia: Rasanya Seperti Melawan Satu Stadion!

Dua Ganda Putra Indonesia Siap Tempur di Semifinal Indonesia Open 2025, Sabar/Reza Ingin Revans atas Ganda Malaysia

Kemenangan Tipis atas China Bawa Indonesia Semakin Dekat ke Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Penalti Ole Romeny Antar Indonesia Bungkam China 1-0 di SUGBK

Garuda Siap Buka Jalan ke Piala Dunia 2026, Laga Lawan China Disiarkan Langsung di RCTI

Lifestyle

Video Populer

× Advertisement
× Advertisement