Merger dan akuisisi sering dianggap sebagai strategi berisiko tinggi dengan tingkat kegagalan hingga 90 persen. Namun, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berhasil membuktikan sebaliknya melalui merger empat BUMN pelabuhan pada 1 Oktober 2021. Langkah ini telah membawa berbagai dampak positif bagi masa depan maritim Indonesia.
Peningkatan Kinerja Operasional dan KeuanganSejak merger, Pelindo mencatat peningkatan signifikan dalam kinerja operasional dan keuangan. Pada tahun 2022, laba bersih perusahaan mencapai Rp 3,9 triliun, tumbuh 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi Pelindo terhadap pendapatan negara juga meningkat menjadi Rp 7,2 triliun, naik 53 persen dari tahun sebelumnya.
Merger ini memungkinkan Pelindo meningkatkan efisiensi operasional. Waktu rata-rata sandar kapal (port stay) berhasil dikurangi, misalnya di Terminal Petikemas Jayapura dari 36 jam menjadi 18 jam, dan di Ambon dari 29 jam menjadi 14 jam. Produktivitas bongkar muat juga meningkat, seperti di Ambon yang naik 63 persen dari 16 menjadi 26 boks per kapal per jam. Efisiensi ini berkontribusi pada penurunan biaya logistik nasional. Sebelum merger, biaya logistik mencapai 23,8 persen dari PDB, namun setelah merger berhasil ditekan menjadi 14,29 persen.
Pelindo juga fokus pada transformasi digital dan standarisasi layanan di seluruh pelabuhan. Implementasi teknologi canggih seperti smart port dan digitalisasi layanan kepelabuhanan telah menurunkan waktu tunggu kapal dan meningkatkan efisiensi operasional. Standarisasi ini memastikan kualitas layanan yang seragam di seluruh pelabuhan Indonesia, mendukung kelancaran arus barang dan logistik antar pulau.
Secara kumulatif, Pelindo telah memberikan kontribusi sebesar Rp 19,2 triliun kepada pemerintah selama periode 2021-2023, mencapai 89,5 persen dari target Rp 21,45 triliun pada 2025. Selain itu, peningkatan arus petikemas berkontribusi pada peningkatan GDP sebesar 1,2 persen selama 2021-2022.
Melalui berbagai inisiatif dan transformasi pasca-merger, Pelindo telah memainkan peran penting dalam memperkuat konektivitas maritim Indonesia, meningkatkan efisiensi logistik, dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.