Manyala.co – Dewan Pendidikan Buleleng, Bali mengatakan jika terdapat 400 siswa pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) di daerah itu tidak bisa membaca disebabkan karena berbagai macam faktor.
“Jumlahnya bervariasi di tiap sekolah mulai dari beberapa siswa saja hingga puluhan siswa. Sekolahnya tersebar hampir di seluruh SMP di sembilan kecamatan yang ada,” kata Ketua Dewan Pendidikan Buleleng I Made Sedana di Kota Singaraja, dikutip pada Jumat (4/4/2025).
Menurutnya berasal dari informasi yang diberikan oleh kepala sekolah kepada Disdikpora Buleleng. Data itu masih bisa bertambah lantaran data yang masuk hanya pada sekolah di bawah dinas semata, belum data dari madrasah.
“Kami di Dewan Pendidikan menilai bahwa masalah ini adalah krusial dan perlu harus ditangani sesegera mungkin. Jangan sampai dibiarkan. Harus ada upaya preventif pula pada pendidikan tingkat dasar,” ujar dia.
“Memang aturannya jelas tidak boleh lagi anak tinggal kelas. Jadi, sampai SMP tetap tidak bisa membaca dan mengeja. Tetapi, jangan hal tersebut dijadikan alasan untuk tidak menuntaskan permasalahan anak yang belum lancar membaca dan mengeja,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan agar guru melalui pembelajaran berdiferensiasi dinilai penting. Dimana faktor disleksia menjadi salah satu penyebab banyak siswa di kabupaten ujung utara Pulau Dewata itu yang tidak bisa lancar membaca dan mengeja.
“Kami sudah lapor dengan kepala daerah dan akan bekerja sama dengan berbagai pihak jika memang masalahnya adalah faktor khusus. Salah satunya akibat disleksia,” pungkasnya. (Istimewa)